Sejumlah pengusaha
asal Hainan, China akan bekerjasama dengan Pemerintah Maluku di bidang
pengelolaan sumber daya hayati laut. Penandatanganan nota kesepahaman
dijadwalkan di Ambon, Agustus 2010.
Kadis Perikanan dan Kelautan Maluku, Poly Kayhattu, ketika dikonfirmasi di Ambon, Sabtu membenarkan, rencana penandatanganan itu merupakan kesepakatan saat tim dari Hainan berkunjung ke daerah ini April lalu.
"Jadi sedang dikoordinasikan agar penandatanganan MoU itu bersamaan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mencanangkan Maluku sebaga lumbung ikan nasional, yang penyelenggaraannya dijadwalkan di Ambon, 3 Agustus 2010," ujarnya.
Ia mengemukakan, investor dari Hainan berminat menjalin kemitraan dan melakukan transaksi pengelolaan potensi sumber daya hayati laut Maluku, setelah melihat secara langsung prospeknya di Kota Ambon, Maluku Tenggara, dan Kota Tual, dimana potensi ikan pelagis dan demersalnya sangat tinggi.
Sumber daya ikan di laut Maluku mencapai 1.640.160 ton per tahun, terdiri atas ikan pelagis (261.490 ton), pelagis kecil (980.100 ton), demersal (295.500 ton), ikan karang (47.700 ton), udang (44.000 ton), lobster (800 ton), dan cumi-cumi (10.570 ton), di samping rumput laut yang telah ditetapkan sebagai komoditas unggulan Maluku bersama enam provinsi kepulauan lainnya.
"Berdasarkan penelitian tim investor dari Hainan, komoditas rumput laut di Maluku memiliki kualitas terbaik sehingga berapapun produksi siap ditampung pangsa pasar di China," ujar Kayhattu.
Ia menambahkan, investor dari Hainan juga memprogramkan pemberian ratusan unit kapal bertonage 200 - 300 Gross Ton (GT) untuk nelayan di Maluku. Kapal-kapal itu mampu beroperasi hingga ke wilayah ZEE, sehingga peluang hasil penangkapan menjadi lebih besar.
Kadis Perikanan dan Kelautan Maluku, Poly Kayhattu, ketika dikonfirmasi di Ambon, Sabtu membenarkan, rencana penandatanganan itu merupakan kesepakatan saat tim dari Hainan berkunjung ke daerah ini April lalu.
"Jadi sedang dikoordinasikan agar penandatanganan MoU itu bersamaan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mencanangkan Maluku sebaga lumbung ikan nasional, yang penyelenggaraannya dijadwalkan di Ambon, 3 Agustus 2010," ujarnya.
Ia mengemukakan, investor dari Hainan berminat menjalin kemitraan dan melakukan transaksi pengelolaan potensi sumber daya hayati laut Maluku, setelah melihat secara langsung prospeknya di Kota Ambon, Maluku Tenggara, dan Kota Tual, dimana potensi ikan pelagis dan demersalnya sangat tinggi.
Sumber daya ikan di laut Maluku mencapai 1.640.160 ton per tahun, terdiri atas ikan pelagis (261.490 ton), pelagis kecil (980.100 ton), demersal (295.500 ton), ikan karang (47.700 ton), udang (44.000 ton), lobster (800 ton), dan cumi-cumi (10.570 ton), di samping rumput laut yang telah ditetapkan sebagai komoditas unggulan Maluku bersama enam provinsi kepulauan lainnya.
"Berdasarkan penelitian tim investor dari Hainan, komoditas rumput laut di Maluku memiliki kualitas terbaik sehingga berapapun produksi siap ditampung pangsa pasar di China," ujar Kayhattu.
Ia menambahkan, investor dari Hainan juga memprogramkan pemberian ratusan unit kapal bertonage 200 - 300 Gross Ton (GT) untuk nelayan di Maluku. Kapal-kapal itu mampu beroperasi hingga ke wilayah ZEE, sehingga peluang hasil penangkapan menjadi lebih besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar